Ah, terima kasih Tuhan, aku tahu Engkau sibuk, tapi Engkau mau
menyempatkan waktu minum teh denganku sore ini. AKu tahu ada berapa milyar
orang yang harus Engkau urus saat ini, dan aku merasa terhormat sekali Engkau
memilih untuk minum teh bersamaku.
Tuhan, apakah
Engkau kenal dengan Ahmad Dhani ? Tentu.. tentu.. aku tidak akan mebuang
waktu-Mu untuk mebicarakan dia. Ini tentang lagu ciptaannya. Judulnya kalau
tidak salah Munajat Cinta atau sejenis itulah. Liriknya begini, : “ Tuhan kirimkanlah aku, kekasih yang baik
hati… yang mencintai aku… apa adanya….” Tuhan
tahu lagu itu kan? Haha, tentu.. bodoh rasanya bertanya. Dunia ini milik-Mu.
Tentu Engkau tahu.
Nah, itulah yang
ingin ku perbincangkan dengan-Mu sore ini Tuhan. Ya ! Kekasih ! Aku tidak akan
repot-repot mengundang-Mu minum teh jika aku akan meminta sesederhana yang
diminta Ahmad Dhani. Aku ingin meminta yang muluk-muluk. Maukah Engkau mendengarkan,
Tuhan ?
Aku tahu, aku
terlalu banyak meminta pada-Mu, sementara aku tak pernah memberi apa-apa
pada-Mu. Maafkan aku. Tapi maukah Engkau tetap mendengarkan dan mengabulkannya ?
Yah, aku ingin seorang kekasih, Tuhan. Tidak perlu seorang yang gagah, seorang
yang kaya, seorang yang terkenal, seorang yang terlalu cerdas, tentang hal-hal yang
pasti di dunia ini. Tidak perlu yang seperti itu.
Aku tidak akan
mengatakan HANYA Tuhan, karena aku ingin meminta banyak. Aku ingin seorang
kekasih yang bahagia melihat aku tertawa
bukan bahagia melihat aku menangis. Aku ingin kekasih yang tertawa bersamaku
dan menangis bersamaku. Aku ingin kekasih yang punya mimpi yang sama denganku.
Aku ingin seseorang yang mau membangun kehidupan ini dari awal bersamaku.
Mengumpulkan sekeping demi sekeping untuk membangun semua rumah impian. Aku
ingin seorang kekasih yang memilih aku untuk bersamanya Tuhan. Bukan memilih
sebuah kehidupan dengan aku sebagai bagian didalamnya. Aku ingin seorang
kekasih yang berkata, “Aku yang menyapu kamu yang cuci piring, yah” sambil tersenyum
hangat. Aku ingin seseorang yang berdiri di depanku ketika hinaan dan cobaan datang
kepadaku, Tuhan. Aku ingin seseorang yang memandang masa laluku sebagai bagian
yang lalu dari kehidupanku, dan berkata “Lupakan itu! Sekarang aku bersamamu!” bukan
menjadikannya bahan untuk menghinaku. Aku ingin seorang yang menggenggam
tanganku Tuhan, berjalan bersamaku, bukan berjalan di depanku atau berjalan di
belakangku, tapi tepat berada disampingku.
Dan terlebih ya, Tuhan aku ingin seorang
yang bangun di Minggu pagi dan berkata dengan ceria, “Ayo kita ke gereja !”
atau “Ayo berdoa bersamaku.” Bukankah
itu yang sejak tadi Engkau harapkan keluar dari mulutku?? Ya, Tuhan ! Aku rindu
seseorang yang seperti itu. Sangat !
Ahh.. Tentu Tuhan, aku tidak
mengharapkannya sekarang. Aku bisa menunggu. Tiga tahun, bahkan lima tahun
lagi. Aku akan menunggu Engkau memberikan yang terbaik. Aku mau menunggu Engkau
mencarikannya untuk aku. Mendengarkan hingga ke bagian bumi yang terjauh
sekalipun. Seseorang yang memiliki doa yang sama denganku sekarang. Aku sama
sekali tidak keberatan menunggu hingga beberapa waktu lagi. Hingga kesepian ini
mulai membunuh, hingga aku tak lagi mampu bertahan dengan beban kehidupanku dan membutuhkan
seseorang untuk menepuk-nepuk bahuku dan berkata, “ Tenanglah, semua akan
baik-baik saja.”
Tuhan, tidakkah ini menyenangkan ? Minum teh
bersama-Mu ? Harusnya aku melakukan ini dari dulu, bukan ? Supaya aku tidak
perlu menangis karena telah memilih orang yang salah. Orang yang sesungguhnya
tidak pernah bisa jujur pada dirinya sendiri bahwa dia tidak pernah bisa
mencintai.
Ahh, sudahlah.. Aku senang Engkau mau minum
teh bersamaku Tuhan. Kuharap gulanya sesuai dengan selera-Mu. Dan tehnya tidak
keburu dingin, karena aku bahkan belum sempat mempersilakan-Mu minum, dan
ceritaku terlalu panjang. Maafkan aku, Tuhan. Minumlah. Terima kasih mau
meluangkan soreMu untuk minum teh denganku. Ini sangat berarti untukku, Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar