Alexandria, 9.44 malam, sudut kota yang sepi dengan signal
minimal.
Entah ditegur
secara tidak langsung oleh pemilik alam semesta, kiriman ayat renungan saya
hari ini adalah tentang mengeluh. ‘Mengapa
orang hidup mengeluh ? Biarlah setiap orang mengeluh tentang dosanya. (Ratapan
3 : 39).’
Akhir-akhir ini
saya merasa banyak sekali mengeluh. Entah itu mengeluh tentang orang-orang
disekitar saya maupun dengan keadaan itu sendiri. Dan saya akhirnya sampai pada
titik ini. Titik untuk lelah mengeluh. Tidak lagi punya tenaga bahkan bahan
untuk mengeluh. Sepertinya saya menaruh harapan yang tidak pada tempatnya. Karena
hukum alam mengatakan bahwa Ekspektasi < kenyataan = kecewa. Dan kekecawaan
inilah yang berujung pada mengeluh.
Setelah
mengikuti training #NoComplaintWeek-nya om @newsplatter selama seminggu, saya
banyak belajar tentang mengeluh. Lesson learned ! Tapi namanya juga manusia,
selalu mengatasnamakan khilaf untuk sebuah pengulangan kesalahan, jadi seperti
itulah.
Mengeluh tetaplah
mengeluh. Suatu saat seperti saya sekarang ini, akan tiba masa di mana akan tiba
pada Boiling Point of Complaining. Titik jenuh untuk mengeluh. Titik lelah
untuk mengeluh. Titik di mana rasa kecewa sudah terlalu dalam untuk bisa
diekspresikan lagi. Akhirnya akan ada proses
penerimaan kenyataan alias nrimo ajah setiap high expectation yang tidak pada
tempatnya.
Orang-orang
disekitar kita tidak akan pernah stagnan pada tempatnya. Setiap orang berubah. Akan
selalu berubah. Revolusi dan atau evolusi. Apabila kita tidak siap untuk menerima
perubahan itu, di saat itulah kekecewaan akan timbul. Ataukah seperti yang saya
katakan tadi ekspektasi yang tidak pada tempatnya. Kita menaruh harapan besar
kepada seseorang ataupun suatu keadaan, di mana hal tersebut hanya sebatas
keinginan ataupun angan kita sendiri. Saat orang/keadaan yang terjadi tidak
seperti yang kita harapkan, maka kekecawaanlah yang akan timbul kemudian
disusul dengan keluhan blablabla.
Yah, saya
mengeluh. Dan saya lelah untuk mengeluh. Saya hanya perlu meletakkan ekspektasi
pada tempat yang tepat dan berusaha menerima bahwa ada kalanya sesuatu tidak
harus seperti yang saya harapkan. Dan berusaha bahagia. People change. Always change.
And I have learned something kalau mengeluh itu melelahkan. Sangat melelahkan.
Sekian.